Agama Hindu
Agama Hindu
adalah agama yang mempunyai usia terpanjang merupakan agama yang pertama
dikenal oleh manusia. Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai
Shindu di India. Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang
Widhi dan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu,
ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang,
Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Agama Hindu
mulai berkembang di Indonesia pada abad ke-4 masehi. Penyebar Agama Hindu di
Indonesia adalah Rsi Agastya yang bergelar Agastya Yatra, Pita Segara, dan
Bhatara Guru. Hubungan antara Indonesia dngan India sudah terjadi sejak lama.
Beberapa teori yang berkaitan dengan masuknya Agama Hindu ke Indonesia, yaitu:
1.
Mookerjee (India) dengan teori
Dagang.
2.
Prof. Moons (Belanda) dengan
teori Ksatria.
3.
Krom (Belanda) dengan teori
Waisya.
4.
Bosh (Belanda) dengan Kaum
Brahmana.
5.
Prasasti Dinoyo (Rsi Agastya).
Kerajaan-kerajaan
Hindu di Indonesia
1.
Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan
tertua bercorak Hindu
di Nusantara
dan seluruh Asia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan
Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diambil dari nama tempat ditemukannya prasasti
yang menggambarkan kerajaan tersebut. Nama Kutai diberikan oleh para ahli
karena tidak ada prasasti yang secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini. Informasi yang ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam
upacara pengorbanan yang berasal dari abad ke-4.
Ada tujuh buah yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli dalam
menginterpretasikan sejarah Kerajaan Kutai. Dari salah satu yupa tersebut
diketahui bahwa raja yang memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman.
Namanya dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 ekor
sapi kepada kaum brahmana.Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kudungga.
Nama Mulawarman dan Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa
Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya. Kudungga adalah
pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang datang ke
Indonesia. Kudungga sendiri diduga belum menganut agama Budha.Kerajaan
Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran
Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai
Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya
pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama.
Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
2.
Kerajaan
Tarumanegara
Kerajaan Tarumanagara adalah sebuah kerajaan
yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa
pada abad ke-4
hingga abad ke-7
M.
Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan
catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar
lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan
Hindu beraliran Wisnu.
Prasasti peninggalan kerajaan Taruma Negara
3.
Kerajaan
Pajajaran
Kerajaan
Pajajaran banyak ditemukan
peninggalan-peninggalan yang menunjukan kehidupan disana, diantaranya arca
Rajarsi dan juga arca dari Cibuaya yang berasal dari abad ke-8 dan ke-9 masehi.
Sebagai bukti bahwa disana telah berkembang Agama Hindu dengan pesat.
4.
Kerajaan
Holing
Kerajaan
Holing berkembang di Jawa Tengah pada
abad ke-674 masehi, berasal dari dinasti Tong dengan raja perempuan yang
bernama Ratu Sima. Beliau Agama Hindu yang sangat taat dan sangat adil, jujur,
dan tegas. Kebesaran kerajaan Hindu di Jawa Tengah dapat dilihat dari dinasti
Thukmas yang memakai huruf Pahlawa dengan bahasa Sansekerta.
5.
Kerajaan Kajuruhan
Kerajaan
Kajuruhan dengan rajanya yang bernama Dewa
Sima. Pengaruh Agama Hindu di Jawa Timur dapat ditemukan dalam prasasti Dinoyo
berangka tahun 760 masehi memakai huruf Jawa Kuno dengan bahasa Sansekerta.
6.
Kerajaan Medang Kemulan
Perkembangan agama hindu di Jawa
Timurdi ketahui dari munculnya Mpu Sendok sebagai peletak dasar yang memerintah
di Kerajaan Medang Kemulan tahun 929-947 masehi yang bergelar Sri Istana Tungga
Wijya, berarti raja yang sangat memuliakan Dewa Siwa dan konsep Tri Murti.
7.
Kerajaan Pasuruan
Pada masa pemerintahan Raja
Airlangga tahun 1019-1042 disusun kitab Arjuna Wiwaha oleh Empu Kanwatahun 1030
Ø Kerajaan Janggala (Singosari dengan
ibu kotanya Kahuripan)
Ø Kerajaan Panjala (Kediri dengan ibu
kotanya Daha)
8.
Kerajaan
Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno atau disebut dengan Bhumi
Mataram. Pada awalnya terletak di Jawa Tengah. Daerah Mataram dikelilingi oleh
banyak pegunungan seperti pegunungan serayu, gunung prau, gunung sindoro,
gunung sumbing, gunung ungaran, gunung merbabu, gunung merapi, pegunungan
kendang, gunung lawu, gunung sewu serta gunung kidul. Daerah ini juga
banyak mengalir sungai besar diantaranya sungai Progo, Bogowonto, Elo,
dan Bengawan Solo. Kerajaan ini sering disebut dengan Kerajaan
Mataram Kuna sebagai pembeda dengan Mataram
Baru atau Kesultanan Mataram (Islam). Kerajaan Mataram merupakan daerah yang subur
yang memudahkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang cukup pesat dan
merupakan kekuatan utama bagi Negara darat.Kerajaan Mataram berkuasa di Jawa
Tengah bagian selatan
antara abad ke-8 dan abad ke-10. Nama Mataram sendiri pertama kali disebut
pada prasasti yang ditulis di masa raja Balitung.
9.
Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan
kuno di Indonesia
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M. Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Hayam Wuruk,
yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha
terakhir yang menguasai Semenanjung Malaya dan dianggap sebagai salah
satu dari negara terbesar dalam sejarah
Indonesia.Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,
Semenanjung Malaya, Borneo, hingga
Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan. Sesudah Singhasari
mengusir Sriwijaya
dari Jawa secara keseluruhan pada tahun 1290, Singhasari menjadi kerajaan
paling kuat di wilayah tersebut.
Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan
Majapahit adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu pada tanggal
10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi Kertarajasa
Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah. Beberapa orang
terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe,
Sora,
dan Nambi
memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Slamet
Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha lah yang
melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang terpercaya raja, agar ia
dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian
pemberontak terakhir (Kuti),
Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya meninggal dunia
pada tahun 1309.Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit
dari tahun 1350
hingga 1389.
Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya,
Gajah Mada.
Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak
wilayah. Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit
melancarkan serangan laut ke Palembang,[2]
menyebabkan runtuhnya sisa-sisa kerajaan Sriwijaya.
Beberapa sebab runtuhnya kerajaan Majapahit, yaitu:
·
Tidak ada pendamping yang
handal dan mampu sebagai penerus generasi berikutnya.
·
Adanya perang saudara.
·
Rusak dan hancurnya sarana dan
prasarana Hindu.
·
Masuknya pengaruh agama-agama
lain.
·
Banyaknya kerajaan hindu.
·
Banyaknya kerajaan bawahan yang
melepaskan diri.
10.
Kerajaan Hindu di
Bali
Ø Pada masa Bali Kuno
Keluarga raja-raja
Warmadewa pertama kali muncul dalam sejarah 914-1080. Pada tahun 989 diperintah
oleh Sang Ratu Luhur Sri Guna Priya Dharma Panti bersama suaminya Sri
Dharmadayana Warmadewa. Keberadaan Bali pada zamannya tidak terlepas dari
kedatangan orang-orang suci yang mengajarkan tentang Agama Hindu seperti Rsi
Markandeya, yang memakai dasar Panca Datu di Pura Besakih. Hal ini dapat
dilihat dari prasasti Sukawana dan lontar Bhuana Tatwa Maha Rsi Markandeya.
Ø Pada masa Bali Pertengahan
Diawali dengan
pemerintahan Sri Kresna Kepakisan yang pusat kerajaannya di Samprangan dan
puncak keemasan adalah waktu pemerintahan Dalem Watorenggong dengan pendeta
Istananya Dang Hyang Nirarta yang berjasa banyak terhadap kehidupan kerajaan
ini.